JAKARTA, 25 November 2020 PT Tridomain Performance Material, Tbk (Kode Saham Bloomberg: TDPM IJ) hari ini telah melaksanakan kewajiban paparan publik secara virtual sesuai dengan protokol kesehatan dan format virtual yang telah diatur oleh Bursa Efek Indonesia di masa pandemi ini. Pada kesempatan ini, TDPM memaparkan kinerja Perseroan untuk tahun 2019 dan perkembangan kinerja usaha selama periode enam bulan tahun 2020 dalam bentuk Presentasi Emiten dan Paparan Publik.

Di awal paparan publiknya, manajemen TOPM, yang diwakili oleh Bapak Harjono (atau Paulus Harjono atau Paulus) selaku Presiden Direktur Perseroan menjelaskan peran penting dan kontribusi Perseroan sebagai salah satu produsen utama bahan baku khusus (specialty materials) untuk berbagai industri di Asia Tenggara. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di industri ini, TDPM, sebagai salah satu produsen utama Acrylamide, Specialty Resin, dan Plasticizer telah memiliki reputasi kuat dan berhasil menjalin hubungan yang erat dengan pelanggan dan pemasok di pasar domestik dan global. Disebutkan, per Desember 2019, TDPM memiliki empat fasilitas manufaktur dengan total kapasitas produksi terpasang sebesar 198.000 MT per tahun.

Dipaparkan lebih lanjut oleh Pak Paulus, Tahun 2019 ditutup dengan hasil yang memuaskan, dengan pertumbuhan optimal baik secara top line maupun bottom line. Pendapatan Usaha mencapai US$309,2 juta, tumbuh 15,5% dari +¥2018 disertai dengan peningkatan Laba Usaha sebesar 25,5% dibandingkan FY2018, menjadi USS$34 juta. Laba Bersih TDPM tahun 2019 ditutup menguat, USS16,1 juta, meningkat 24,1% dibanding akhir tahun 2018. Posisi keuangan per 31 Desember 2019 di jaga untuk bertumbuh seimbang. Total Aset sebagai pendorong pertumbuhan usaha meningkat 17,1% menjadi US$356,3 juta dengan rasio lancar yang aman sebesar 2,93x. Di sisi lain, total liabilitas per tanggal 31 Desember 2019 mencapai USS197,8 juta dan Ekuitas Perusahaan mencapai US$158,5 juta dengan rasio hutang berbunga berbanding ekuitas sebesar 0.92x, rasio yang konservatif di industri ini. TDDPM akan terus mempertahankan profil neraca yang sehat antara aset, kewajiban, dan
ekuitasnya untuk membuka jalan menuju jalur pertumbuhan yang lebih kuat di masa mendatang.

Paparan dilanjutkan dengan perkembangan usaha selama semester 1 tahun 2020 yang sarat dengan mitigasi risiko terhadap krisis ekonomi akibat Pandemi Covid19. Pak Paulus mengatakan “Kami berupaya menjalankan operasi dengan pruden dengan manajemen keuangan yang ketat dalam menghadapi situasi Covid-19.” Lanjutnya dikatakan, “Banyak tantangan akibat Pandemi Covidi9, namun dengan segalakemampuan, akhirnya Perseroan berhasil mempertahankan kinerja nya dengan menghasilkan profil marjin yang kuat, walaupun ada dampak secara top line layaknya terjadi di kebanyakan sektor akibat Covid19.”

Di paruh pertama 2020, TDPM berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar US$110,67juta, menurun dibandingkan dengan 1H19 sebesar US$152,41 juta. Penurunan penjualan ini disebabkan terutama oleh harga jual rata-rata yang lebih rendah dari minyak mentah. Selain itu, volume penjualan Perusahaan di 1H20 turun 17,43% YoY dari 1H19 akibat pembatasan sosial berskala besar selama pandemi yang berdampak pada penurunan permintaan secara keseluruhan. Dari sisi operasional, Perusahaan berhasil mempertahankan laba kotor dan laba operasi yang stabil masing-masing sebesar US$21,62 juta dan US$16,56 juta, di tengah situasi; yang menantang yang dialami di 1H20. Total aset per 30 Juni 2020 mencapai US$359,14 juta, lebih tinggi darj posisi 31 Desember 2019 sebesar US$356,29 juta. Sementara itu, total liabilitas TDPM 1H20 adalah US$193,69 juta, lebih rendah dibandingkan posisi akhir 2019 sebesar US$197,83 juta. Utang berbunga bersih / ekuitas pada 1H20 berada pada level 0,80x, masih pada level yang wajar dibandingkan 0,75x pada 2019. Kedepannya, Perseroan akan terus memperkuat basis permodalannya untuk mendukung keberlangsungan bisnis jangka panjang.

Berlanjutnya pandemi Covid19 diantisipasi oleh Perseroan dengan melakukan langkah pengamanan yang ketat untuk semua kegiatan operasi dan proses produksinya. Roda bisnis harus tetap berjalan tetapi dengan protokol Kesehatan yang ketat dan pemenuhan semua kewajiban pemerintah untuk mencegah penyebaran pandemi lebih lanjut. Pemberlakuan kebijakan bekerja dari rumah (WfH) dan penerapan pola shifting bagi pekerjanya, kewajiban pemakaian masker saat bekerja serta menyediakan hand sanitizer di setiap wilayah  kerja.
Selain itu, Perseroan juga melakukan pemeriksaan suhu terhadap seluruh karyawan secara rutin.

Sebagai kesimpulan, meskipun situasi saat ini tetap menantang bagi Perseroan, terutama dengan adanya perlambatan ekonomi yang berdampak pada permintaan produk perseroan, namun Perseroan telah berhasil menerapkan langkah efisiensi biaya yang ketat yang telah menghasilkan profit margin yang lebih kuat dan kinerja bisnis yang solid. Perseroan akan terus fokus pada menyempurnakan struktur biaya dan menerapkan pendekatan konservatif untuk menjaga profitabilitas, Namun, dengan dibukanya kembali kegiatan ekonomi secara bertahap menuju fase pemulihan, Perseroan tetap optimis dan memanfaatkan  peluang ini untuk
memberikan performa yang lebih baik di semester kedua.