Jakarta, 29 Agustus 2024, Suaramerdekanews.com, Jatuh cinta, dua kata inilah yang menjadi titik awal perjalanan Novya Nasrati dunia Public Relations dan industri kreatif. Sebagai seorang praktisi komunikasi, ia mendirikan agensi Public Relations bernama Elegance Creative Media. Ketertarikannya pada industri kreatif dimulai ketika ia pertama kali terlibat dalam salah satu festival industri kreatif terbesar di Indonesia, IDEAFEST, yang kemudian diikuti dengan keterlibatannya dalam acara skala internasional untuk para penggiat industri kreatif di Bali, Asia Pacific Media Forum (APMF).
Vya, sapaan akrabnya, mendapat kesempatan emas untuk terjun langsung menangani berbagai festival besar, mulai dari menjadi anggota tim sponsorship, media relations, hingga tim konten. Ia merasa terinspirasi oleh kreativitas, perkembangan pesat, serta keragaman dalam industri kreatif di Indonesia, yang kemudian memberinya kesempatan untuk bertemu dan menjalin hubungan dengan para tokoh penting di industri tersebut. Pengalaman emas ini membuka matanya akan potensi besar industri kreatif di Indonesia yang terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional. Selain itu, Vya menyadari bahwa membangun relasi dengan para penggiat industri kreatif sangat krusial untuk mendukung karier dan masa depannya.
“Aku pertama kali bekerja di sektor jasa sebagai tour planner di salah satu travel agent terkemuka di Indonesia pada tahun 2012. Setelah itu, aku menjadi pemandu wisata di bis wisata, program yang diinisiasi Pak Jokowi ketika beliau menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada tahun 2014. Pengalamanku juga mencakup bekerja di perusahaan startup yang menyediakan layanan virtual personal assistant, ekspedisi internasional, hingga akhirnya berjodoh di IDEAFEST dan APMF. Di kedua acara tersebut, aku langsung jatuh hati pada dunia kreatif, event, dan marketing, terutama Public Relations dan menyadari bahwa inilah tempat di mana jiwa dan passion-ku berada. Butuh perjalanan yang panjang sampai akhirnya aku menemukan apa yang aku suka dan cinta. Melalui dua event tersebut, aku bersyukur dapat bertemu dengan orang-orang yang sangat supportive, terlebih kebanyakan mentorku adalah perempuan. Aku juga belajar banyak dari orang-orang hebat di sektor industri, berkenalan, dan menjalin relasi dengan mereka untuk kolaborasi, dan melihat betapa luas dan dahsyatnya ide-ide para aktor industri ini di Indonesia. Industri ini besar sekali potensinya untuk membantu perekonomian Indonesia,” kata Vya.
Sempat Dikira Stand-Up Comedian
Dunia kreatif memiliki banyak subsektor, salah satunya adalah entertainment. Di Indonesia, selain musik, stand-up comedy merupakan salah satu bentuk hiburan yang sangat populer. Vya bercerita tentang pengalaman unik yang pernah ia alami saat awal-awal mendirikan bisnisnya. Sekitar tahun 2020, ia menangani acara Comedy Online di Jakarta. Ketika itu, Vya sedang berbincang dengan perwakilan dari pihak venue, dan dia sempat mengira bahwa Vya adalah salah satu stand-up comedian yang akan tampil di acara tersebut.
“Mba Vya, kamu kok lucu banget. Kamu bukan tim agensi acara ini kali, Mba. Kamu stand-up comedian ya?” begitu kata Vya menirukan.
“Aku waktu itu tertawa dan menjelaskan kalau aku perwakilan dari agensi” kenang Vya.
Namun perwakilan dari venue itu tidak percaya dan bahkan memintanya untuk melakukan stand-up comedy. Hingga akhirnya, Vya harus menjelaskan bahwa ia adalah salah satu founder dari agensi yang menangani acara di venue-nya, baru dia percaya.
Dukungan Keluarga
Bagi Vya, bekerja adalah hal yang membuatnya bahagia dan merasa hidup setiap hari. Mulai dari bekerja full time hingga berani membangun bisnis Public Relations saat ini yang ia anggap sebagai “bayi” yang harus dirawat dengan penuh cinta. Bagi Vya, bisnis bukan sekadar usaha, melainkan bagian dari perjalanan karier dan hidupnya yang tak bisa dipisahkan. Meskipun baru berdiri, ia yakin bahwa Elegance Creative Media memiliki potensi besar dan hebat untuk berkembang. Sebelumnya, Vya sempat mendirikan beberapa bisnis di sektor lain, seperti kuliner dan fashion, namun semuanya hanya bertahan satu hingga dua tahun.
“Banyak pembelajaran di bisnis ini, karena jatuh bangun sebagai entrepreneur ya aku jalani di sini. Trend yang juga cepat sekali jadi sebagai garda depan kita harus cepat adapt sama segala informasi, interest dan cara penyampaiannya,” ucap Vya.
Vya mengakui bahwa bekerja di perusahaan dan membangun bisnis sesuai dengan passion-nya adalah dua hal yang sangat berbeda. Mulai dari tanggung jawab, strategi, hingga bagaimana ia “menjual” dirinya agar brand bisnisnya dikenal oleh banyak orang, semuanya terasa sangat berbeda. Ia juga mengungkapkan bahwa ia menghadapi banyak tantangan, terutama karena di Indonesia sudah banyak agensi Public Relations yang bersaing ketat. Beruntung ia memiliki keluarga yang sangat mendukung kariernya. Sang ibu menjadi sumber kekuatan utama bagi Vya. Kekuatan dalam doa, kata-kata bijak, dan kepercayaan yang diberikan sangat berarti untuk keadaan Vya secara mental dan fisik.
“Kalau aku lagi down, aku suka menyendiri dan nggak mau diganggu. Mama tahu dan mengerti apa yang sedang terjadi dari aku gitu, jadi dia memberikan aku space dan selalu chat kalau dia selalu doain aku gitu,” katanya.
Sebagai anak kedua dari dua bersaudara, Vya merasa sangat terbantu oleh dukungan keluarga, baik dari orang tuanya maupun sahabat-sahabatnya. Ketika ia membutuhkan seseorang untuk berbagi cerita, sahabat-sahabat dekatnya, meskipun jarang berkomunikasi di setiap harinya, selalu siap mendengarkan dan menemaninya. Vya justru merasakan bahwa kasih sayang yang tulus itulah yang paling berarti—dukungan tanpa syarat yang selalu ada di saat-saat sulit. Inilah yang membuat Vya merasakan ketenangan dalam bekerja, karena ia tahu bahwa ia tidak pernah benar-benar sendiri.
“Dukungan keluarga dan sahabat itu adalah doa dan priceless banget buat aku,” ucapnya.
“Membantu membesarkan bisnis yang kecil, bukan membesarkan yang sudah besar.”
Pengalaman 10 tahun di dunia Public Relations, membuat Vya terdorong untuk memberikan kontribusi lebih besar di Indonesia. Pada tahun 2017, Vya menerima sebuah statement dari mentornya saat ia bertanya mengapa IDEAFEST menggunakan partner-partner lokal. Jawaban atasannya saat itu adalah IDEAFEST hadir untuk membantu membesarkan bisnis yang kecil, bukan membantu membesarkan yang sudah besar. Kata-kata tersebut sangat membekas di benak Vya. Terlebih lagi, saat itu UMKM di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan pesat. Ini menjadi peluang, kesempatan, sekaligus tantangan tersendiri bagi Vya untuk membantu para pelaku UMKM agar dapat memberikan kualitas yang setara dengan perusahaan internasional, tetapi dalam harga yang terjangkau, terlebih dari sisi strategi komunikasi, Public Relations, hingga kemitraan. Dukungan dari pengaruh media sosial saat ini juga sangat membantu para pengusaha UMKM.
Menurutnya, para pengusaha UMKM harus memahami betapa pentingnya integrasi komunikasi internal dan eksternal, baik secara offline dan online. Mereka juga perlu melakukan investasi dalam membangun relasi yang kuat dengan media, komunitas, dan stakeholders terkait lainnya. Hal ini akan membantu mereka meningkatkan visibilitas, kredibilitas, dan keberlanjutan bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat.
“Aku selalu infokan kepada para potential client aku kalau lagi diskusi, kalau promosi yang terintegrasi secara internal dan external platform, offline dan online, seperti melalui media nasional, homeless hingga komunitas itu penting untuk meningkatkan kepercayaan audiens. Dan kami siap membantu mereka” tegasnya.
Comments are closed for this post.