Deli Serdang,Suaramerdekanews.com 26 Desember 2020 – Dalam kondisi sulit seperti ini, tidak dipungkiri bahwa banyak perusahaan yang membukukan penurunan omset yang drastis. Terlebih lagi, terjadi kebijakan lockdown beberapa kali diseluruh penjuru dunia yang mengakibatkan berhentinya bisnis untuk jangka waktu yang cukup lama. Akan tetapi, Mark Dynamics, perusahaan cetakan sarung tangan yang berdomisili di Sumatera Utara, malah kecipratan permintaan. Perusahaan sedang menggenjot kapasitas produksi untuk melayani permintaan baru yang memberikan penawaran harga yang memukau.
Di awal pandemi, Mark sendiri memang mengalami sedikit kesulitan yang diakibatkan oleh kebijakan lockdown yang diterapkan diseluruh dunia, terutama di Malaysia. Ridwan Goh selaku CEO pun membenarkan hal tersebut. “Kebetulan 65% penjualan kami menuju ke Malaysia karena mereka adalah produsen sarung tangan terbesar di dunia”, ujarnya. “Kebijakan lockdown tersebut memang membuat supply chain sangat terganggu di semester pertama. Tetapi setelah dilonggarkan, bisnis kami pun sudah berjalan normal dan bahkan permintaan akan produk kami melesat tinggi.”. Menjawab hal tersebut, Ridwan pun mengambil keputusan untuk menambah kapasitas sebanyak 100ribu pcs/bulan pada pertengahan tahun 2020.
Tetapi, peningkatan kapasitas produksi tersebut masih belum cukup. Faktanya, permintaan akan cetakan sarung tangan berada di level tertinggi dalam sejarah, melampaui lonjakan permintaan di tahun 2009 dimana terjadi wabah pandemi H1N1. Melihat hal tersebut, Ridwan memutuskan untuk melakukan ekspansi lagi dengan tambahan kapasitas sebesar 600ribu pcs/bulan. Groundbreaking pun sudah dilakukan di awal Desember 2020 ini dan pabrik baru yang akan mampu mencetak total 1.4juta pcs/bulan ini direncanakan rampung di akhir kuartal I 2021.
Ridwan mengatakan bahwa saking tingginya permintaan, banyak perusahaan sarung tangan menawarkan untuk membayar lebih mahal agar bisa mendapatkan produk Mark terlebih dahulu. Padahal, hingga saat ini, banyak pelanggan baru telah rela membayar down payment untuk mendapatkan reservasi. “Ya, barusan saja ada beberapa perusahaan yang mau membayar 50% lebih mahal untuk produk kami agar didahulukan. Ini menunjukkan tingginya kualitas produk kami disaat kekurangan supply dalam pasar,” ujar pemenang Rising Star CEO dua kali di tahun 2020 ini. “Tetapi kami tetap menjaga integritas untuk selalu memprioritaskan existing clients kami. Kami sadar sepenuhnya bahwa merekalah yang telah mempercayai kami sejak penjualan masih kecil.”
Mark sendiri adalah penguasa pasar global untuk cetakan sarung tangan. Per tahun 2020, diperkirakan bahwa Mark telah mencakup market share sebesar 45% dengan kapasitas produksi sekarang sebanyak 800rb pcs/bulan. Kualitas produk Mark tentunya tidak diragukan lagi. Pelanggan setia Mark sampai saat ini adalah beberapa pemain utama produsen sarung tangan di panggung internasional, yakniHartalega, Top Gloves, Kossan, dan Sri Tang. Berkat pandemi, Mark berhasil melebarkan sayapnya sampai Tiongkok, mendapatkan kepercayaan dari pemain-pemain besar juga seperti Intco, Zhong Hong Pu Lin, dan BlueSail.
Selama 2020, Mark memang telah menaikkan average selling price (ASP) setidaknya 15%. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan yang bertolak belakang dengan pasokannya. Sebagai informasi, permintaan cetakan sarung tangan global di tahun ini melonjak lebih dari 100% dimana supply seluruh dunia hanya naik lebih kurang 30%. Ini menjawab kenapa harga rata-rata penjualan Mark Dynamics naik di tahun pandemi ini.
Dorongan permintaan tersebut juga tercerminkan pada harga saham Mark Dynamics (IDX: MARK). Dengan posisi neraca yang kuat dan didukung oleh kenaikan sales secara YoY sebanyak 27%, saham MARK telah naik lebih kurang 126% dari awal tahun hingga saat ini (ytd). Ini menunjukkan optimisme investor terhadap kinerja spektakuler Mark yang diperkirakan akan semakin baik di tahun mendatang, mempertimbangkan rampungnya pabrik baru di kuartal I 2021.
Comments are closed for this post.