Jakarta, 27 Maret 2021, Suaramerdekanews.com. “Menjaga bumi dan mencintai bumi”, pesan dari bumi pertiwi yang patut kita ikuti. Kami mewujudkannya dalam bentuk mengolah kain dengan cara Ecoprint. Paduan kain rayon viscose yang terjalin dari serat alami dari kayu eucaplytus dan acacia, menyatu dengan langkah olah kain  Ecoprint.

Ecoprint, yaitu olah kain menggunakan kain serat alami sebagai media, dengan kayu-kayuan, akar, daun, buah sebagai pewarna alami. Motif akan tercipta dari warna dan bentuk alami dari daun, batang, bunga, getah juga bagian tumbuhan lainnya.

Hadir dalam rangkaian koleksi kami, kayu secang sebagai pewarna alaminya dan dipilih 1 macam daun dalam 1 tampilan busana. 10 macam daun yang kami gunakan adalah daun Lanang, Kiara Payung, Jarak Wulung, Jarak Hijau, Cemara, Truja, lpomea, Sirsak dan jarak kepyar.

Pemilihan kayu secang, terinpirasi pada kondisi pandemi, dimana secang adalah bahan alami yang biasa digunakan sebagai minuman kesehatan dan banyak dikonsumsi dalam wedang uwuh dan wedang secang. Sebagai pewarna alami, pohon secang banyak tumbuh di Indonesia dan tidak termasuk pohon langka, hingga ketersediannya begitu melempah. Warna alami yang dihasilkan oleh kayu secang juga  adalah satu pewarna yang menjadi kesukaan banyak orang.

Desain feminin, lambaian keindahan dan kelembutan dari kain viscose rayon menjadikan sentuhan utama pada koleksi yang kami tampilkan. Tiap sentuhan motif dari daun yang kami gunakan, memiliki
karakter yang berbeda-beda dan melekat kuat pada kain serat alami ini.

Dilengkapi dengan konsep zero waste dalam teknik pembuatan obi dan asesoris pendukung, dengan memanfaatkan sisa-sisa kain dari proses penjahitan baju, menjadi produk baru lagi.

Ecoprint adalah salah satu solusi kita dalam menjaga bumi. Tanpa pewarna sintetis yang limbahaya terasa cukup berat untuk diterima oleh lingkungan dan ekosistem didalamnya.