Jakarta, 26 November 2020 – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar acara Pengukuhan Gugus Tugas Pemuka Agama dalam rangka menggandeng tokoh pemuka agama untuk membantu pencegahan paham radikal terorisme, bertempat di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis 26/11).
Pembentukkan gugus tugas pemuka agama merupakan prakarsa dari kepala BNPT RI yang menyadari pentingnya peran pemuka agama dalam upaya pencegahan paham radikal terorisme, untuk itulah pembentukkan gugus tugas pemuka agama ini menjadi salah satu prioritas program kerja 100 hari dari Kepala BNPT RI . Seperti kita ketahui bahwa radikal terorisme mengatas namakan agama merupakan musuh agama dan musuh negara, musuh agama karena semua tindakan sikap maupun perbuatannya jauh menyimpang dari prinsip rahmat illahi membuat pecah belahnya umat dan khusus radikal terorisme mengatas namakan Islam justru menimbulkan “Islamophobia”.
Sekali lagi bahwa radikal terorisme mengatas namakan agama adalah musuh agama dan musuh negara, karena bertentangan dengan perjanjian-perjanjian yang menjadi kesepakatan bangsa Indonesia yang dituangkan dalam konstitusi merupakan sensus nasional yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Sebelum diadakan acara Pembentukkan gugus tugas pemuka agama ini yang dikukuhkan pada hari Kamis, 26 November 2020 di Hotel Mulia, Jakarta yang kegiatan ini dilakukan beberapa tahap :
-Tahap pertama yaitu diselenggarakan sarasehan dan silaturahmi kebangsaan oleh kepala BNPT bersama tokoh-tokoh ormas Islam dan keagamaan lainnya yang dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Juni 2020 bersama 14 pimpinan ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persatuan Ormas Keagamaan (LPOK). Dalam kegiatan tersebut dicetuskan rencana pembentukkan gugus tugas pemuka agama yang akan melibatkan para pemuka lintas agama seluruh Indonesia.
-Tahap kedua yaitu diselenggarakan rapat koordinasi pertama yang dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Juli 2020 bersama dengan perwakilan LPOI, LPOK, MUI dan kementerian agama dengan tujuan untuk menampung usulan nama dan rekomendasi anggota dalam kepengurusan gugus tugas pemuka agama. Dalam kegiatan tersebut diperoleh daftar nama calon pengurus gugus tugas keagamaan yang merupakan pimpinan/perwakilan ormas keagamaan serta tokoh-tokoh agama di Indonesia.
-Tahap ketiga yaitu rapat koordinasi yang kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Agustus 2020 bersama dengan perwakilan LPOI, LPOK, MUI dan kementerian agama Dalam kegiatan tersebut adalah untuk menampung masukkan dalam penyusunan konsep pedoman pelaksanaan tugas gugus tugas pemuka agama dan juga tentang rencana pelaksanaan pengukuhan gugus tugas pemuka agama.
-Tahap keempat yaitu persiapan pengukuhan gugus tugas pemuka agama berupa koordinasi dengan para tokoh dan pimpinan ormas keagamaan terkait, dengan rencana pengukuhan gugus tugas pemuka agama yaitu penyempurnaan pedoman pelaksanaan tugas serta penyiapan surat keputusan kepala BNPT tentang gugus tugas pemuka agama dalam rangka pencegahan radikal terorisme (sehingga dilaporkan tidak dilakukan penandatanganan karena secara formal sudah ditandatangani tinggal dibacakan pengukuhan dan pelantikkan oleh kepala BNPT RI.
-Tahap kelima yaitu pengukuhan gugus tugas pemuka agama pada hari Kamis, 26 November 2020 dalam mencegah paham radikal terorisme yang dilaksanakan di Hotel Mulia Jakarta.
Gugus tugas pemuka agama dalam pencegahan paham radikal terorisme merupakan wadah silaturahmi bagi seluruh pemuka agama di Indonesia untuk turut serta berperan aktif dalam upaya pencegahan paham radikal tetorisme demi mewujudkan Indonesia yang maju, aman dan damai.
Gugus tugas dalam pencegahan/penanggulangan radikal terorisme ini dibentuk dengan melibatkan seluruh pemuka agama karena yang perlu dipahami bersama bahwa radikal terorisme bukan monopoli salah satu agama.
Radikal terorisme ada diseluruh agama, sektor, kelompok bahkan potensial ada disetiap individu manusia.
Radikal terorisme yang merupakan ekstra ordinary crime kejahatan luar biasa atau crime against humanity kejahatan kemanusiaan merupakan musuh bersama (common enemy) dan menjadi tanggungjawab segenap elemen bangsa Indonesia.
Penanggulangan terorisme tidak bisa dilakukan secara parsial harus dilakukan secara holistik mulai dari hulu sampai hilir yaitu pencegahan dan penegakkan hukum, tentu salah satu strategi yang dilakukan BNPT adalah dengan meningkatkan, menguatkan dan melibatkan civil society dalam konteks ini tetutama adalah ormas-ormas keagamaan moderat untuk bersama-sama bekerja sama dalam penanggulangan bekerjasama radikal terorisme.
Radikalisasi yang dilakukan secara masif melalui media-media masa/media sosial tentu menjadi tanggung jawab kita semuanya karena konten narasi yang masif terutama menyasar pada generasi-generasi pemuda pemudi kita adalah konten-konten dengan membenturkan atau mendikotomi antara agama dan negara, membandingkan antara Pancasila dengan kitab-kitab suci agama, mendikotomi antara agama dan nasionalisme, hal ini menjadi urgent dan penting melibatkan para tokoh agama dalam kesempatan ini dibentuk, dikukuhkan gugus tugaz tokoh agama dalam penanggulangan radikal terorisme.
Adapun pesan dari Brigjen Ahmad Nurwakhid (Direktur Pencegahan BNPT) dari tema acara ini melalui Pantunnya yaitu “Burung garuda terbang nan tinggi menembus awan melalang buana, bersama tokoh agama amankan negeri Indonesia jaya, damai dan sejahtera”.
Turut hadir dalam acara Pengukuhan Gugus Tugas Pemuka Agama di Hotel Mulia Jakarta, dihadiri oleh :
– Komjen Boy Rafli Amar (Kepala BNPT RI)
– Brigjen Ahmad Nurwakhid (Direktur Pencegahan BNPT)
– Prof. Dr. Said Aqil Siradj (Ketua PBNU)
– Perwakilan Mendagri, Bapak A. Kurniawan (Kasubdit Penanganan Konflik)
– Perwakilan Menteri Agama, Prof. Dr. H. Muhammad Amin (Staff Ahli Menteri)
– KH. Muflich Chalib Ibrahim (Ketua Umum Syarikat Islam Indonesia)
– KH. Aceng Zakaria (Ketum Persatuan Islam / PERSIS)
– KH. Basri Bermanda (Ketum Persatuan Tarbiah Islam / PERTI)
– Dr. Faisol bin Madi (Ketum Al-Irsyad Al-Islamiyah)
– KH. Ahmad Sadeli Karim (Ketum Mathla’ul Anwar)
– Ir. H. Luqmanul Hakim (Ketum Iwi Hadyah)
– KH. Dr. Ismar (Ketum Al Washliyah)
– Prof. Dr. Syamsul Bahri (Ketum Darud Da’wah Wal Irsyad /DDI)
– KH. Nurhasan Zaidi (Ketum Persatuan Umat Islam / PUI)
– KH. Ramdhan Effendi (Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia / PITI)
– Ahmad Satori Ismail (Ketum Ikatan Dai Indonesia / IKADI)
– H. Muhammad Syarif (Ketum Himpunan Bina Mualaf Indonesia)
– Pdt. Gomar Gultom M.Th (Ketum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia / PGI)
– Uskup Agung Mgr Ignatius Surharyo (Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia / KWI)
– Dra. S. Hartati Murdaya (Ketum Perwakilan Budha Indonesia / WALUBI)
– Ir. Arief Harsono (Ketum Persatuan Umat Budha Indonesia / PERMABUDHI)
– Mayor Jendral (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya (Ketum Parisadha Hindu Dharma Indonesia/PHDI)
– Bapak Budi Istaniwibowo (Ketum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia/MATAKIN)
– Para pejabat Eselon 1 & 2, Deputi 1 & 2 BNPT
Comments are closed for this post.