Bogor, Suaramerdekanews.com, 3 Desember 2025 — IPB University resmi meluncurkan IPB Centre for Applied Research in Nature-based Solutions (I CAN), sebagai hub untuk pengembangan riset dan inovasi multidisiplin yang didedikasikan untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat penerapan Nature based Solutions (NbS) di Indonesia. Berada di bawah Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, I-CAN didirikan melalui kolaborasi dengan University of Waterloo, Kanada, dengan dukungan proyek FINCAPES yang didanai oleh Global Affairs Canada. I-CAN berkomitmen untuk mentransformasi ekonomi kehutanan Indonesia dengan mengubah paradigma praktik ekstraktif menuju pengelolaan lanskap produktif, berkeadilan, dan berketahanan iklim.
Pusat ini bertujuan menjembatani kesenjangan antara penelitian ilmiah dan aksi di lapangan melalui data, pengembangan kerangka monitoring dan restorasi terpadu, serta pemberdayaan masyarakat. I-CAN berpegang pada prinsip bahwa ilmu pengetahuan harus menjadi dasar kebijakan, dan masyarakat menjadi penggerak perubahan, sehingga potensi penuh NbS dapat terwujud berakar pada sains, dan digerakkan oleh masyarakat.
Peluncuran ini dihadiri oleh pimpinan kementerian dan lembaga, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), serta pimpinan IPB University. Hadir pula perwakilan Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia sebagai Mitra donor yang turut berperan penting dalam pendirian I-CAN. Prof. Dodik Ridho Nurrochmat, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University sekaligus Dewan Pengarah I-CAN, menekankan bahwa, “Kunci mendasar pengelolaan lanskap berkelanjutan adalah NbS. Pendekatan ini secara menempatkan masyarakat sebagai pengelola dan penerima manfaat, sehingga pemulihan ekologi berjalan seiring dengan penguatan ketahanan sosial ekonomi.
Program Perhutanan Sosial merupakan manifestasi nyata prinsip NbS karena memberikan akses kelola lahan kepada masyarakat dan petani. Karena itu, momentum saat ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat Perhutanan Sosial sebagai strategi nasional yang mendorong keberlanjutan, mitigasi iklim dan ekonomi hijau, dalam mendukung ketahanan pangan.”
Setelah acara peluncuran, kegiatan dilanjutkan dengan Forum Multpihak bertema “Sinergi untuk Keberlanjutan: Memperkuat Perhutanan Sosial melalui Solusi Berbasis Alam dan Inovasi Kolaboratif.” Forum ini menghadirkan narasumber utama antara lain Direktur Jenderal Perhutanan Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Catur Endah: Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari, Laksmi Wijayanti: Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Silverius Oscar Unggul: serta praktisi konservasi, Idi Bantara. Diskusi ini diharapkan menghasilkan rekomendasi penting terkait sinergi, reformasi kebijakan, serta strategi usaha yang inklusif melalui pendekatan NbS untuk mempercepat penerapan tata kelola hutan
yang adil, produktif, dan tahan iklim di Indonesia.





Comments are closed for this post.