JAKARTA ,Suaramerdekanews.com,13 November 2025, Setelah kesuksesan Penghargaan Sastra Berbahasa Prancis ” AYO BACA! ” yang diselenggarakan di Makarya Gramedia Matraman, dan peluncuran Bibliotheque Mobile (BiMo) atau Perpustakaan Keliling di beberapa kota di Pulau Jawa pada bulan September, kedutaan besar Prancis – Institut francais d’Indonesie (IFI) melanjutkan program nasional “AYO BACA” dengan acara baru : pertemuan sastra dan terjemahan Prancis Indonesia berjudul “Par les mots — Lewat Kata-kata”.

Diluncurkan oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, selama kunjungan kenegaraan Presiden Republik Prancis pada bulan Mei lalu, dihadiri oleh penulis Indonesia Laksmi Pamuntjak, program “Ayo Baca!” mewujudkan ambisi Prancis-Indonesia untuk memperkuat pertukaran Seputar buku dan membaca. Selain itu, program ini bertujuan untuk mendorong terjemahan sastra, menumbuhkan minat  membaca di kalangan generasi muda, dan memfasilitasi distribusi karya sastra antara kedua negara.

Program ini merupakan kelanjutan dari Deklarasi Borobudur mengenai strategi budaya bersama, yang disetujui oleh Emmanuel Macron dan Prabowo Subianto pada bulan Mei lalu. Deklarasi ini kemudian dijabarkan dalam serangkaian perjanjian serta roadmap yang disetujui pada akhir Dialog Strategis kebudayaan antara Prancis dan Indonesia yang diadakan di Paris pada bulan Juli lalu, di bawah kepemimpinan Menteri Kebudayaan Prancis dan homolog Indonesia, Fadli Zon dan Teuku Riefky  Harsya.

Dengan tradisi sastra yang panjang dan jaringan institusi budaya yang dinamis, Prancis menempati  peringkat ke -4 dunia
sebagai negara dengan jumlah pembaca terbanyak, menurut CEOWORLD Magazine. Dengan mengandalkan warisan ini dan vitalitas para penulis kontemporer, “Ayo Baca!” berambisi untuk menumbuhkan rasa ingin tahu pembaca muda dan memperkuat jembatan antara scene sastra Prancis
dan Indonesia. Bagian ketiga dari program “Ayo Baca!” yang berjudul “Par les mots — Lewat Kata-kata” ini menyoroti sastra kontemporer dan seni terjemahan, serta mengajak publik untuk menjelajahi kata-kata dalam segala bentuknya: melalui membaca, mendengarkan, berdiskusi, menerjemahkan, dan berkarya.

Pada tanggal 13 November, dengan penyelenggaraan lokakarya interaktif, diskusi, dan pertemuan dengan penulis, memperkuat peran IFI sebagai ruang pertukaran bahasa dan budaya. Pada kegiatan tersebut, penulis, penerjemah, penerbit, pembaca, dan pecinta sastra berbagi pengalaman dan pemikiran mereka tentang penulisan sastra, penerjemahan, dan sirkulasi karya sastra antar bahasa untuk mendorong munculnya
kolaborasi sastra baru antara Prancis dan Indonesia.

Beberapa tokoh sastra Indonesia terkemuka, termasuk Leila Chudori, Laksmi Pamuntjak, dan Kanti W. Janis berpartisipasi dalam diskusi yang membahas proses penulisan dan peran perempuan dalam sastra kontemporer Dunia penerbitan juga akan menjadi sorotan, dengan diskusi seputar tema penulisan terjemahan. dan distribusi internasional karya-karya, yang melibatkan penerbit Indonesia Gramedia Pustaka Utama — mitra utama program yang mendukung terjemahan dua karya sastra prancis tahun ini -, penerbit Prancis Denoel, dan penulis Indonesia Nuril Basri — peserta program residensi KOTA yang diselenggarakan oleh IFI dan Cite internationale des arts de Paris.

Di bidang penerjemahan, IFI bekerja sama dengan Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI), yang dwakil oleh Dr. Safrina Norman, M.A., serta Isadora Fichou, dosen di INALCO Paris dan penerjemah Mereka memandu publik dalam menjelajahi kehalusan penerjemahan sastra melalui dua lokakarya.

Rangkaian kegiatan ini dipandu dan didukung oleh beberapa tokoh terkemuka dari dunia sastra Indonesia, di antaranya: Debra H. Yatim, Anton Kurnia, Lucia Aryani, dan Kurnia Effendi. Bagi para pecinta puisi, Puisi on the Spot memandu lokakarya penulisan puisi multibahasa.

Dengan menempatkan buku dan membaca di inti dialog budaya Prancis-Indonesia, program “Ayo Baca!” menegaskan kembali kekuatan kata-kata sebagai jembatan antara budaya, bahasa, dan imajinasi.

Detail dapat ditemukan di situs web: https://www.ifi-id.com/ayo-baca/