JAKARTA , Suaramerdekanews.com,  12 November 2025,  Tahun 2025 menandai tahun yang istimewa bagi Prancis dan Indonesia, memperingati peringatan ke-7 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. Berkenaan dengan Deklarasi Borobudur yang disahkan selamkunjungan kenegaraan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia pada Mei 2025 – yang mendefinisikan strategi buday – bersama dan edisi pertama Dialog Strategis Budaya yang diselenggarakan di Paris pada tanggal 15 Juli oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati dan dipimpin bersama oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dan Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, kedua negara menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperdalam kerja sama di bidang industri budaya dan kreatif. Sektor audiovisual memegang peran sentral dalam kemitraan ini, yang menyimbolkan vitalitas pertukaran seni dan inovasi antara Prancis dan Indonesia.

– 20 film ditayangkan di 14 kota: festival selama 12 hari ini menampilkan talenta-talenta berpengalaman yang menuntun generasi berikutnya

Dengan latar belakang ini, Kedutaan Besar Prancis – Institut francais d’Indonesie (IFI) menyelenggarakan edisi ke-27 Festival Sinema Prancis (FSP), membawa gelombang sinema Prancis yang dinamis ke 14 kota di Indonesia (Ambon, Bandung, Denpasar, Jakarta, Lampung, Makassar, Medan, Pontianak, Purwokerto, Salatiga, Semarang, Surabaya, Surakarta, dan Yogyakarta) dari 21 November hingga 2 Desember 2025. Dengan 20 film yang ditayangkan di bioskop Cinema XXI, Institut frangais d’Indonesie (IFI), Alliance Frangaise (AF), serta lokasi mitra, festival ini merayakan inovasi artistik, emosi, dan penemuan. Edisi kali ini juga menonjolkan talenta Indonesia, dengan aktris Marissa Anita sebagai Duta Festival dan sutradara Joko Anwar sebagai tamu spesial. Mereka mewakili dialog kreatif yang terus memperkuat hubungan budaya antara Prancis dan Indonesia, sesuai dengan semangat Deklarasi Borobudur.

Sebagai penghargaan kepada para pembuat film di generasi mendatang, festival ini juga akan menayangkan film pendek karya mahasiswa dari universitas media kreatif terkemuka SAE Indonesia, yang akan ditayangkan masingmasing sebelum film pembuka dan penutup festival.

Edisi kedua Indonesia-France Film Lab juga akan diselenggarakan di JAFF (Jogja-NETPAC Asian Film Festival) Market di Yogyakarta, dengan program inkubasi yang lebih kuat. Detail lebih lanjut akan diumumkan dalam siaran pers terpisah.

–  Pemutaran perdana di Indonesia pada pembukaan, sutradara Prancis, dan kemitraan dengan Cinema XXI

Edisi 2025 ini dapat terwujud berkat dukungan dari TV5Monde dan KlikFilm, namun terutama berkat kemitraan dengan Cinema XXI.

Tahun ini, Festival Sinema Prancis dengan bangga mempersembahkan pemutaran perdana di Indonesia untuk dua film Prancis: “13 jours 13 nuits” (13 Days 13 Nights) karya Martin Bourboulon dan “Moon le Panda” (Moon the Panda) karya Gilles de Maistre. Kedua film ini akan tayang perdana di Indonesia sebagai bagian dari program festival, sebelum dirilis secara komersial pada Desember di Cinema XXI.

Pada tanggal 21 November, festival dibuka dengan pemutaran perdana di Indonesia dari film “13 jours 13 nuits” (13 Days 13 Nights), yang ditayangkan secara bersamaan di delapan bioskop Cinema XXI yang berada di Jararta Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Denpasar, dan Makassar Berlatar belakang kekacauan jatuhnya Kabul para tahun 2021. film ini menyajikan kisah yang mendebarkan dan penuh emosi tentang operasi evakuasi hero k Kedutaan Besar Prancis .

Penayangan perdana dan dukungan pemutaran film ini menandakan kemitraan yang telah lama terjalin dan terus berkembang antara Cinema XXI dan IFI. Dukungan aktif Cinema XXI terhadap pelaksanaan fest va f m termasur pada Festival Sinema Prancis merupakan bentuk apresiasi terhadap insan perfilman dan komitmen untuk memajukan Industri sinema.

Keesokan harinya, pada tanggal 22 November, Jakarta akan menyambut sutradara ternama Gilles de Ma stre untuk pemutaran perdana di Indonesia film “Moon le Panda” (Moon The Panda) di IFI Thamrin diikuti dengan ses dskus bersama penonton. Menggabungkan petualangan, emosi, dan kesadaran lingkungan film ini menyentuh penonton dar segala usia dan menyoroti kemampuan sinema untuk menginspirasi melampaui sisi hiburan

– Menyelami lebih dalam program yang menggabungkan Nouvelle Vague (New Wave), film horor Prancis, dan film-film pemenang penghargaan Festival Film Cannes 2025

– 23 November – Nouvelle Vague (New Wave), kebebasan untuk berkarya

Terinspirasi oleh sorotan baru terhadap French New Wave di Festival Film Cannes tahun ini. FSP 2025 merayakan semangat kebebasan dan eksperimen artistik yang merevolusi sinema pada tahun 1960-an dan terus meng nsp ras para pembuat film hingga saat ini.

Pada tanggal 23 November, IFI Thamrin (Jakarta) akan menyelenggarakan acara “Nouvelle Vague Afternoon yang menampilkan pemutaran khusus film “Nouvelle Vague” karya Richard Linklater (salah satu sorotan Festival Cannes 2025), yang untuk pertama kalinya ditayangkan secara gratis untuk umum di Indonesia: diskusi dengan Jakarta Cinema Club tentang pengaruh abadi gerakan tersebut: dan film klasik “A bout de souffle” (Breathless) karya JeanLuc Godard.

Di seluruh Indonesia, penonton juga akan kembali menikmati karya-karya masterpiece Godard dan Truffaut – termasuk “Le Mepris” (Contempt) dan “Les @uatre Cents Coups” (the 400 blows) — dalam pemutaran khusus yang merayakan kejeniusan dan kemodernan gerakan Nouvelle Vague di layar lebar.

– 24 November – Ketika horor Prancis bertemu dengan gairah Indonesia

FSP 2025 menjelajahi wilayah baru dengan pemutaran perdana di Indonesia dari film horor Prancis karya Sebastien Vanitek berjudul “Vermines” (Infested), yang mendapat pujian atas energinya yang memukau dan atmosfernya yang mencekam. Pada tanggal 24 November di IFI Thamrin (Jakarta), pemutaran film ini akan diikuti oleh diskusi spesial di atas panggung bersama sutradara Indonesia Joko Anwar, yang akan memberikan sudut pandang lintas budaya tentang sinema horror dan art of fear.

–  Dari Cannes hingga Indonesia: Menampilkan yang terbaik dari sinema Prancis

Festival Film Cannes 2025, yang ditandai dengan semangat pembaruan dan penemuan, menjadi inspirasi utama untuk pemilihan film tahun ini. Di antara judul-judul unggulannya, film ”Partir un jour” (Leave One Day) karya Amelie Bonnin, yang menjadi film pembuka Festival Film Cannes 2025, akan ditampilkan dalam lineup Festival Sinema Prancis — sebuah debut mengharukan yang menangkap emosi sebuah generasi.

Film “La Venue de I’avenir” (Colors of Time) karya Cedric Klapisch, yang juga ditayangkan di luar kompetisi Cannes 2025, akan menutup festival pada 2 Desember di semua lokasi IFI dan AF. Sebuah eksplorasi yang memukau tentang seniman-seniman yang membentuk Paris pada abad ke-19, film ini menghubungkan seni, sejarah, dan emosi Bersama-sama, kedua karya ini mencerminkan vitalitas dan keragaman sinema Prancis saat ini — dari suara-suara baru hingga para maestro berpengalaman.

Informasi lebih lanjut: Kunjungi www.ifi-id com atau ikuti @ifi indonesia di sosial media