Jakarta, Suaramerdekanews.com, 27 Februari 2023, Magfood Group baru saja merayakan anniversary ke-22, dan akhirnya satu tahun lainnya telah berhasil dilewati dengan sukses oleh Amazy Family Resto & Amazy Frozen Food sebagai bagian dari Magfood group.

Kembali, di awal tahun kebangkitan ini Amazy mengadakan Virtual National Conference 2023 yang mengusung tema “Business Regeneration” untuk seluruh mitra usaha Amazy Family Resto, juga para reseller, dropshipper, dan agen Amazy Frozen Food dari seluruh Indonesia.
Banyak sekali value dari conference tahun ini karena dibuka oleh pemaparan langsung dari CEO & Founder PT Magfood Amazy Internasional, Yanty Melianty, yang membahas dinamika bisnis makanan yang serupa dengan lomba yang tidak pernah berakhir. Yanty juga menuturkan “tahun 2023 merupakan tahun penuh harapan, kita baru saja melewati tantangan berat yakni pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia.

Mudah-mudahan, tahun ini menjadi tahun yang lebih baik, dan Amazy bisa memasuki era new normal dengan paradigma baru.”
Pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) di triwulan III-2022 mencapai 3,57%, lebih tinggi dari periode yang sama tahunlalu yang tercatat 3,49%. Meskipun terdampak pandemi Covid-19, ternyata subsektor mamin masih mampu tumbuh dan berkontribusi pada pertumbuhan industri nonmigas yang mencapai 4,88%.

Industri Makanan, Medan Perang Kompetisi yang “Ganas”
Dinamika pasar industri makanan tidak ada hentinya. Pada saat Amazy dimulai tahun 2007, kondisi ekonomi sehat, organisasi saling bersaing, namun setiap orang punya banyak kesempatan. Saat itu, jauh lebih mudah untuk memanage restoran.
Menurut Yanti Melianty, pada pola industri jaman dahulu, owner hanya memberikan tugas pada crew. Dulu, masih banyak pelanggan yang antusias dan mudah terpuaskan. Sehingga dengan berhasil menyediakan produk sampai ke meja konsumen, owner tetap merayakan kemenangan meski sebenernya pembeli tidak begitu puas.

Dengan kondisi seperti laut yang tenang dan mudah diprediksi, banyak orang berpikir bahwa itu adalah masa kejayaan. Padahal sebenernya seiring waktu persaingan menjadi jauh lebih kompetitif dan berbahaya. Mereka yang tidak dapat bersaing akan habis. Jika tidak mau merubah manajemen, usaha akan kalah dalam persaingan. Pasar makanan akhirnya berubah jadi medan perang yang ganas. Amazy juga harus belajar dari pengalaman dengan menutup beberapa outlet karena miss management.

Konsumen yang Lebih Menuntut dan Cara Usaha mencapai Finish
Dengan banyaknya pilhan produk, konsumen jadi lebih menuntut. Orang-orang dalam bisnis mulai menyadari untuk memenangkan lomba, tidak cukup dengan hanya sampai di garis finish. Mereka akan dengan mudah tertinggal. Beberapa usaha melakukan restrukturisasi untuk menjadi lebih kuat dan besar. Namun ternyata ukuran dan kekuatan bukanlah jawabannya. Untuk bertahan, kuncinya adalah “adaptasi” seperti yang dilakukan oleh Amazy hingga bisa bertahan sampai saat ini.

Maju Bersama dengan “Empowerment” dan Jam Terbang Usaha yang menjadi pioneer atau pemain utama tidak serta merta langgeng karena dunia terus bergerak dan pandangan konsumen pun berubah. Layaknya Amazy, tim dalam sebuah usaha wajib melihat dan mengukur masalah yang timbul, lalu mengatasinya dengan cara kerja yang sistematis.
Tim perlu membuat perencanaan masa depan. Strategi yang berjalan di waktu yang lalu belum tentu akan berarti di masa kini dengan cara kerja yang sama. Tapi pengalaman masa lalu bisa dijadikan bahan untuk merencanakan masa depan yang lebih baik. Itulah pentingnya jam terbang.
Yang terpenting dalam adaptasi adalah bertindak bersama-sama sebagai tim untuk mengambil keputusan.

Tim harus mau belajar memperbaiki kesalahan bersama, tidak hanya menunggu disuruh.
Menurut Yanty, “proses perbaikan tidak akan pernah berakhir karena konsumen akan terus meminta yang lebih dan lebih baik lagi. Kita tidak boleh berlama lama diam dalam comfort zone dan harus melakukan continuous improvement untuk memenangkan perlombaan tiada akhir ini”.