Jakarta, 4 Maret 2021 – Suaramerdekanews.comPT Plasticpay
Teknologi Daurulang yang merupakan
sebuah perusahaan platform digital
berbasis sosial digital yang juga
merupakan entitas usaha dari PT
Inocycle Technology Group Tbk (INOV)
meluncurkan program pengelolaan
sampah botol plastik (Green Campaign &
Circular Economy) yang ditujukan untuk
komunitas dan masyarakat. Melalui
progam ini, Plasticpay mengajak dan
mengedukasi masyarakat (social
movement) tentang pentingnya
pengelolaan sampah berkelanjutan,
sehingga mereka dapat memanfaatkan
sampah atau limbah botol plastik yang
biasanya memberikan dampak negatif
terhadap bumi, menjadi sesuatu yang
bernilai dan membawa kebaikan. Selain
itu, langkah ini merupakan wujud dari
komitmen Perseroan dalam
mensosialisasikan gerakan ekonomi
sirkular berkelanjutan (circular economy),
serta mendukung Pemerintah Indonesia
untuk mengurangi sampah sebanyak 30%
dan sampah plastik di laut hingga 70%
pada tahun 2025.
Marco Dharmajaya, selaku Direktur
Plasticpay mengatakan sebagai sebuah
socio-eco-platform,
Plasticpay
menitikberatkan kepada program yang
melibatkan masyarakat dan komunitas.
Program pengelolaan sampah
berkelanjutan tersebut terdiri dari empat
sistem pengelolaan sampah botol plastik,
yaitu menyediakan Mini Collection Point
(MCP) manual yang dikelola oleh Masjid,
Yayasan, dan Pesantren. Plasticpay juga
menyediakan MCP di komunitasresidence yang ditujukan kepada untuk
masyarakat mengumpulkan sampah botol
plastik berbasis digital.
“Program terbaru dari Plasticpay adalah
adalah menghadirkan Semi Reverse
Vending Machine pertama di Indonesia
yang merupakan 100% karya anak
bangsa. Mesin ini dapat digunakan oleh
semua orang untuk membuang sampah
botol plastik yang nantinya akan
ditransformasikan kedalam bentuk
Plasticpay poin yang bisa digunakan untuk
berbelanja di minimart, atau bisa juga di
donasikan. Selain dapat digunakan
berbelanja, poin-poin tersebut dapat
dikonversikan menjadi e-money seperti
Gopay, OVO, DANA, LinkAja, dan
INACASH. Kemudian sistem yang
keempat, kami juga mengajak warungwarung tradisional yang berfungsi untuk
mengakomodasi masyarakat yang tidak
memiliki handphone atau apapun untuk
bisa mentransformasikan Plasticpay poin
menjadi uang tunai,” ujar Marco.
Sebagai informasi, saat ini Plasticpay
telah memiliki fasilitas pengumpulan
sampah botol plastik melalui Mini
Collection Point (MCP) yang sudah
tersebar di 51 titik di area Kota dan
Kabupaten Tangerang. Plasticpay
menargetkan bisa memasang lebih dari
1.400 MCP yang akan disebar di area
Jabodetabek.
Selain program pengelolaan sampah botol
plastik yang ditujukan untuk komunitas
dan masyarakat, Plasticpay juga
meluncurkan program kolaborasi CSR
untuk perusahaan. Dengan mengangkat
tema
“Impactful
Corporate Social
Responsibility”, program ini ditujukan
untuk membantu dan berkolaborasi
dengan perusahaan-perusahaan dalam
pengelelolaan program CSR mereka.Melalui progam ini, Plasticpay mengajak
perusahaan-perusahaan untuk
berkolaborasi dalam mendesain dan
membuat aksi program CSR yang efektif
serta berkelanjutan khususnya pada
pengelolaan sampah botol plastik.
Marco Dharmajaya, melanjutkan ”Dalam
implementasinya, Plasticpay mengajak
kerjasama perusahaan-perusahaan untuk
mengumpulkan sampah-sampah plastik
yang nantinya akan beli oleh Plasticpay
dan hasil dananya tersebut digunakan
untuk mendukung program-program CSR
mereka. Hasil dari pengumpulan sampah
botol tersebut akan kami salurkan ke
perusahaan induk kami (INOV) untuk
diproses untuk produk-produk daur ulang
seperti tas, sajadah, karpet mobil dan
lainnya. Kami berharap kolaborasi ini
dapat berdampak positif pada
keberlanjutan CSR perusahaan rekanan
kami yang akhirnya akan dirasakan
manfaat oleh masyarakat dan
lingkungan.”
Suhendra Setiadi, selaku Direktur INOV
menambahkan
program
“Green
Campaign & Circular Economy” ini secara
umum bertujuan untuk mengajak dan
mengedukasi masyarakat tentang
pentingnya pengelolaan sampah
berkelanjutan, sehingga mereka dapat
memanfaatkan sampah atau limbah botol
plastik menjadi sesuatu yang bernilai dan
membawa kebaikan. Selain itu, kehadiran
program ini juga merupakan salah satu
upaya INOV dalam menjaga pasokan
bahan baku. Saat ini INOV masih
melakukan impor sampah botol plastik
dari negara lain. Hal ini tentu sangat
disayangkan mengingat jumlah sampah
botol plastik di Indonesia sangat banyak.Kami mengidentifikasi setidaknya ada
lima masalah sampah botol plastik yang
terjadi di Indonesia. Yang pertama adalah
tingkat daur ulang (recycling rate) di
Indonesia masih sangat rendah yaitu
dibawah 10%, yang kedua adalah adanya
ironi, dimana Indonesia dijuluki sebagai
negara penghasil sampah terbesar kedua
di dunia namun untuk proses daur ulang
kita masih impor sampah botol plastik dari
negara lain seperti Jepang, Australia, dan
China. Masalah yang ketiga adalah rantai
supply chain untuk masalah sampah
plastik di Indonesia sangat panjang,
sehingga menimbulkan dominasi oleh
kelompok tertentu. Yang keempat adalah
kurangnya edukasi kepada masyarakat
terkait pengelolaan sampah botol plastik
yang baik dan benar, dan yang terakhir
adalah tingginya angka pekerja anak-anak
(child labour) dalam proses pengumpulan sampah ” tutupnya.
Comments are closed for this post.